GRESIK BERHIAS IMAN
Kamis, 31 Oktober 2013
Senin, 28 Oktober 2013
SOEMPAH PEMOEDA INDONESIA 1928
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
-
Abdul Muthalib Sangadji
-
Purnama Wulan
-
Abdul Rachman
-
Raden Soeharto
-
Abu Hanifah
-
Raden Soekamso
-
Adnan Kapau Gani
-
Ramelan
-
Amir (Dienaren van Indie)
-
Saerun (Keng Po)
-
Anta Permana
-
Sahardjo
-
Anwari
-
Sarbini
-
Arnold Manonutu
-
Sarmidi Mangunsarkoro
-
Assaat
-
Sartono
-
Bahder Djohan
-
S.M. Kartosoewirjo
-
Dali
-
Setiawan
-
Darsa
-
Sigit (Indonesische Studieclub)
-
Dien Pantouw
-
Siti Sundari
-
Djuanda
-
Sjahpuddin Latif
-
Dr.Pijper
-
Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
-
Emma Puradiredja
-
Soejono Djoenoed Poeponegoro
-
Halim
-
R.M. Djoko Marsaid
-
Hamami
-
Soekamto
-
Jo Tumbuhan
-
Soekmono
-
Joesoepadi
-
Soekowati (Volksraad)
-
Jos Masdani
-
Soemanang
-
Kadir
-
Soemarto
-
Karto Menggolo
-
Soenario (PAPI & INPO)
-
Kasman Singodimedjo
-
Soerjadi
-
Koentjoro Poerbopranoto
-
Soewadji Prawirohardjo
-
Martakusuma
-
Soewirjo
-
Masmoen Rasid
-
Soeworo
-
Mohammad Ali Hanafiah
-
Suhara
-
Mohammad Nazif
-
Sujono (Volksraad)
-
Mohammad Roem
-
Sulaeman
-
Mohammad Tabrani
-
Suwarni
-
Mohammad Tamzil
-
Tjahija
-
Muhidin (Pasundan)
-
Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
-
Mukarno
-
Wilopo
-
Muwardi
-
Wage Rudolf Soepratman
-
Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
- Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
Kong Liong. - 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
yaitu :
a. Kwee Thiam Hong
b. Oey Kay Siang
c. John Lauw Tjoan Hok
d. Tjio Djien kwie
Jumat, 25 Oktober 2013
nyanyian rindu [kesayangan],,,
Aku masih sangat hafal nyanyian itu
Nyayian kesayangan dan hafalan kita bersama
Sejak kita disekolah rakyat
Kita berebut lebih dulu menyanyikanya
Ketika anak-anak disuruh menyanyi
Didepan kelas
Satu per satu
Aku masih ingat
Betapa kita gembira
Saat guru kita mengajak menyanyikan lagu itu
bersama-sama
Sudah lama sekali
Pergaulan sudah tak seakrab dulu
Masing-masing sudah terseret kepentinganya
Sendiri-sendiri
Atau tersihir pesona dunia
Dan kau kini
Entah dimana
Tapi aku masih sangat hafal nyanyian itu
Sayang
Hari ini
Ingin sekali
Aku menyanyikanya kembali
Bersamamu
‘’indonesia tanah air beta’’
‘’pusaka abadi nan jaya’’
‘’indonesia sejak dulu kala’’
‘’slalu dipuja-puja bangsa’’
‘’disana tempat lahir beta’’
‘’dibuai dibesarkan bunda’’
‘’tempat berlindung dihari tua’’
‘’sampai akhir menutup mata’’
Aku merindukan
Rasa haru
Dan iba
Ditengah kobaran kebencian
Dan dendam
Serta maraknya rasa tega
Hinggah kini ada saja yang mengubah
Lirik lagu kesayangan kita itu
Dan menyanyikanya
Dengan nada sendu
‘’indonesia air mata kita’’
‘’bahagia menjadi nestapa’’
‘’indonesia kini tiba-tiba’’
‘’slalu dihina-hina bangsa’’
‘’disana banyak orang lupa’’
‘’dibuaih kepentingan dunia’’
‘’tempat bertarung berebut kuasa’’
‘’sampai entah kapan akhirnya’’
Sayang dimana kah kini engkau
Mungkinkah kita bisa bernyanyi
Bersama lagi
Lagu kesayangan kita itu
Dengan akrap seperti dulu
Kamis, 24 Oktober 2013
cinta jadi indah : F [aksi] = -F [reaksi]
Kaulah belahan hatiku
yang terangi aku
dengan cintamu
kau hangatkan jiwaku
dan selimuti aku
dengan kasihmu
***
Dina, barangkali aku bukan laki-laki romantis yang pandai menulis puisi untuk menyatakan perasaanku padamu. tetapi, inilah keseluruhan rekontruksi perasaanku padamu. aku tahu perempuan memang lebih suka puisi dari pada teori. sejujurnya, tentang puisi yang kau baca kemarin, itu syair lagu favoritku yang benar-benar mengambarkan perasaanku padamu.
kucoba gapai apa yang kau ingin
saat ku tejatuh sakit kau adalah aspirin
coba menuntunmu agar ada dalam track
kau catatan terindah didalam teks
dan aku mengerti apa yang kau mau
hargai dirimu, menjadi imammu
karena kau diciptakan dari tulang rusukku
selain itu karena kau bagian dariku
Dina, ternyata cinta tak sesederhana rumus-rumus fisika dan hitunga-hitungan matematika....
cinta barangkali bagai senyawa kata dan makna yang tersembunyi dibalik metafora puisi dan terus menerus membacanya,
menafsirkanya
mengaguminya tanpa henti...
bagiku, kaulah puisiku.!
yang terindah yang perna kau tahu.!
hei, kenapa aku jadi bisa menulis seperti ini.?
pasti gara-gara kamu....:-)
dan dirimu damaikan hatiku
dan artimu tak akan berakhir...
semoga kamu belum punya pacar, :-)
untuk faiz,
katakanlah cinta dengan caramu sendiri.!
salam
M.faizal
yang terangi aku
dengan cintamu
kau hangatkan jiwaku
dan selimuti aku
dengan kasihmu
***
Dina, barangkali aku bukan laki-laki romantis yang pandai menulis puisi untuk menyatakan perasaanku padamu. tetapi, inilah keseluruhan rekontruksi perasaanku padamu. aku tahu perempuan memang lebih suka puisi dari pada teori. sejujurnya, tentang puisi yang kau baca kemarin, itu syair lagu favoritku yang benar-benar mengambarkan perasaanku padamu.
kucoba gapai apa yang kau ingin
saat ku tejatuh sakit kau adalah aspirin
coba menuntunmu agar ada dalam track
kau catatan terindah didalam teks
dan aku mengerti apa yang kau mau
hargai dirimu, menjadi imammu
karena kau diciptakan dari tulang rusukku
selain itu karena kau bagian dariku
Dina, ternyata cinta tak sesederhana rumus-rumus fisika dan hitunga-hitungan matematika....
cinta barangkali bagai senyawa kata dan makna yang tersembunyi dibalik metafora puisi dan terus menerus membacanya,
menafsirkanya
mengaguminya tanpa henti...
bagiku, kaulah puisiku.!
yang terindah yang perna kau tahu.!
hei, kenapa aku jadi bisa menulis seperti ini.?
pasti gara-gara kamu....:-)
dan dirimu damaikan hatiku
dan artimu tak akan berakhir...
semoga kamu belum punya pacar, :-)
untuk faiz,
katakanlah cinta dengan caramu sendiri.!
salam
M.faizal
Selasa, 22 Oktober 2013
LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
KULIAH KERJA LAPANGAN
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
DI PANTAI KONDANG MERAK MALANG
SELATAN
DOSEN PENGAMPU :
Ainun Nikmati
Laily, M.Si
Drs. Sulisetjono, M.Si
DISUSUN OLEH :
Umdatul Khasanah (12620059)
Syarafina Putri (12620060)
Aminah Zahara (12620067)
Muhammad Faizal (12620074)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA
MALIK IBRAHIM
MALANG
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber daya
alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah lebih dari 70 %, salah satu kekayaan
alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Selain ikan,
alternative hasil laut yang bisa diolah adalah alga meskipun tidak semua alga
bisa digunakan.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan
tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae
(ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu : cyanophyta,
cholrophyta, euglenophyta, pyrrophyta, crysophyta, phaeophyta,
rhodophyta.berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok tersebut meliputi:
Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Rataan terumbu karang yang bersubstrat lumpur,
lumpur-pasiran, pasir, pasir-lumpuran dan pecahan karang mati merupakan habitat
dari macam-macam biota laut. Salah satu penghuni rataan terumbu karang adalah
algae berzat kapur. Menurut DAWSON (1966) kelompok algae berzat kapur ini
mempunyai peranan penting dalam pembentukan ekosistem terumbu kerang. Tumbuhan
ini hidup sebagai fitobentik yang menancap atau menempel pada substrat lumpur,
pasir, karang mati atau benda-benda yang ada di dasar laut. Ia bersifat
epifitik maupun saprofitik, dan sering berasosiasi dengan hewan dan tumbuhan
lain. Di daerah tropis, khususnya di Indonesia, algae ini banyak dijumpai di
pantai-pantai dengan warna beraneka ragam dan kadang-kadang bentuknya mirip
dengan karang hidup. Ciri khasnya ialah mengandung unsur-unsur zat kapur yang
cukup tinggi yaitu karbonat kalsium (CaCO3), berupa kalsit dan aragonit.
Secara fenotif algae berzat kapur mempunyai susunan tubuh
yang menyerupai akar, batang dan daun. Bagian-bagian ini seluruhnya disebut
thallus yang bentuknya bermacam-macam seperti bulat, gepeng dan pipih. Thallus
ada yang bersel satu (unisellu-ler) dan bersel banyak (multiselluler).
Percabangannya dapat dua-dua
berselang-seling sepanjang thallus utama (pinnate alternate), dua-dua
berlawanan sepanjang thallus utama (pinnate distichous), ber-pusat pada thallus
utama (verticillate) dan dua-duanya berselang-seling sepanjang thallus utama
dengan cabang-cabang (monopodial). Masing-masing jenis mempunyai pigmen yang
berbeda-beda yaitu klorofil, karotin, fikoeritrin dan fikosianin. Dalam keadaan
kering warna pigmen pada umumnya berubah menjadi warna putih. Menurut DAWSON
(1966) penggolongan jenis algae ini di dasari pada tinggi rendahnya kandungan
zat kapur yang terdapat dalam selnya.
Pada umumnya algae berzat kapur terbagi dalam tiga kelas,
yaitu Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta. Kelas-kelas ini mengandung
jenis-jenis alga yang hampir terdapat di seluruh perairan pantai di dunia.
Salah satunya adalah kelas Rhodophyta, kehadiran jenis-jenis kelas ini
merupakan pelopor dari rumput laut berzat kapur yang sejati karena mem-punyai
kandungan zat kapur sangat tinggi. Hampir semua komunitas algae berzat kapur
didominasi oleh kelas Rhodophyta. Ia banyak dijumpai pada rataan terumbu karang
terutama tumbuh pada substrat karang mati, moluska dan benda-benda yang
tenggelam di dasar laut.
Secara umum alga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut Habitat, habitat
alga adalah tempat-tempat yang berair baik air tawar maupun air laut.
Tempat-tempat yang lembab pohon dan lain sebagainya. alga juga dapat dapat
ditemukan pada tempat-tempat yang memiliki suhu-suhu ekstrem tinggi atau
ekstrem rendah.
Struktur tubuh sel, individu-individu uniseluler yang dapat
bergerak (motil) dengan bantuan bulu cambuk (flagel) dan individu-individu yang
multiseluler mempunyai beberapa bentuk antara lain: koloni senobium, koloni
agregat, filamen, sifoneus, parenkimateus. Susunan sel, alga memiliki dua tipe sel
yang bersifat prokariaotik maupun eukariotik. Tipe plastida yang dijumpai pada
alga adalah kloroplas dengan bermacam-macam pigmen yang diperlukan untuk
fotosintesis.
Pigmen pada alga memperlihatkan variasi warna yang cukup nyata seiring
dengan perubahan-perubahan pada kondisi linkungan yang berbeda. Klorofil diketahui ada 5 macam yang
ditemukan pada alga Yaitu klorofil a dapat ditemukan pada semua jenis alga.
Klorofil b hanya ditemukan pada chlorophyta, dan euglena. Klorofil c dapat
ditemukan pada chrysophyta, pyrrophyta, cryptophyta dan phaeophyta, klorofil d
hanya dijumpai pada rhodophyta, sedangkan klorofil e hanya dimiliki oleh semua
genus tribonema dan pada zoosprora vancheria.
Cadangan makanan, bentuk candangan makanan alga yang disimpan bervariasi
antar kelompok alga pada chlorophyta berupa
amilum seperti pada tumbuhan tinggi. Pada cyanophyta berupa tepung myxophycean
dan pada rhodophyta berupa tepung floridean dan padaphaeophyta cadangan makanan
berupa laminarin dan manitol.
Perkembangbiakan, dengan cara vegetatif,
sporik, dan gametik. Daur hidup dan pergantian keturunan, daur hidup adalah
proses yang dimulai dari satu individu sampai terbentuk generasi baru. Selama
perkembangan alga melalui sejumlah tahap yang berbeda dan urutanya disebut
sejarah hidup. Dalam daur hidup untuk setiap alga adalah berbeda, tumbuhan yang
mempunyai generasi dengan inti haplit disebut gametofit.dan yang mengandung
inti diploid disebut sporofit. Urutan secara teratur dari gametofit dan
sporofit disebut pergantian generasi.
Dalam laporan ini
hanya akan mempelajari dua spesies dari kelas Rhodophyta, yaitu Gracilaria
cornicata dan Cheilosporum spectabile yang akan dibahas dihalaman
selanjutnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari KKL (kuliah Kerja Lapangan) ini adalah:
1.
Dapat mengetahui keanekaragaman jenis alga sesuai
pengelompokan divisinya yang terdapat di pantai Kondang Merak.
- Dapat mengetahui ciri-ciri morfologis masing-masing jenis alga yang ditemukan di pantai Kondang Merak.
- Dapat mengetahui habitat dari masing-masing jenis alga yang ditemukan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari KKL (Kuliah Kerja
Lapangan) ini adalah Agar mahasiswa dapat mengetahui keanekaragaman sumber daya hayati
khusunya alga sehingga dapat menjaga kelestarian dan keimbangan perairan di
Pantai Kondang Merak
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Kondisi Pantai Kondang Merak
Pantai Kondang Merak terletak di
Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Masih banyak orang
bahkan masyarakat Malang yang tidak mengetahui keberadaan Pantai yang terletak
di bagian selatan Kabupaten Malang INI. Kurang lebih 63,5 km dan dengan jarak
tempuh sekitar 2,5 jam dari Kota Malang. Terletak diantara 8°23’ 50,56” Lintang
Selatan dan 112° 31’ 06,89” Bujur Timur. Topografi kawasan Pantai Kondang Merak
terdiri dari dataran luasnya diperkirakan 1.125 Ha dan perbukitan atau pegunungan
luasnya diperkirakan 1.526 Ha. Pantai Kondang Merak mempunyai pantai yang
relatif terlindung, selain itu terdapat adanya muara sungai (estuari) yang
memiliki organisme yang beraneka ragam yang meliputi terumbu karang, lamun, dan
mangrove. Faktor-faktor Oceanografi yang mempengaruhi perairan Pantai Kondang
Merak meliputi suhu, arus, salinitas, pH dan kecerahan (Prasetyo, 2009).
Kondisi
ekologi daerah pasang surut Pantai Kondang Merak yaitu suhu air rata-rata 26,5o
C, pH air rata-rata 5,6, sedangkan subtrat berupa pasir, lumpur, batu-batuan,
termasuk karang dan sebagian besar adalah batu karang (Saptasari, 2008).
Menurut
Hayati (2009) Pantai kondang Merak merupakan pantai yang relatif tertutup dari
masyarakat luar, terdiri atas sejumlah penduduk yang kehidupan sehari-harinya
sangat bergantung pada sumber daya alam di pantai. Sebagian besar masyarakat
membudidayakan makroalga sebagai sumber penghasilan.
2.2 Alga Merah (Rhodophyta)
Alga, menurut Trainor (dalam Dawes 1981), merupakan tumbuhan tidak
bervaskular yang boleh berfotosintesis. Ia memiliki klorofil dan struktur
pembiakan yang mudah. Keupayaan alga menjalankan proses fotosintesis dibantu
oleh kehadiran pigmen seperti klorofil a, b, c, d dan e di samping pigmen lain
seperti karotenoid dan biloprotein. Pigmen-pigmen yang terdapat dalam setiap
kategori atau kumpulan alga membantu dalam mencirikan sifat luaran seperti
warna yang juga penunjuk mudah dalam pengelasan. Namun, warna alga boleh
berubah bergantung kepada kesan persekitaran seperti dedahan kepada sumber
cahaya.
Alga merah yang dikategorikan sebagai divisi Rhodophyta dianggarkan berjumlah
hampir 3000 spesies boleh ditemui di persekitaran lautan. Sedikit sahaja yang
hidup di air tawar atau di atas tanah. Ahli divisi Rhodophyta secara umumnya
boleh dikenali melalui warna kemerahan talusnya. Penghasilan warna merah
tersebut berpunca daripada pigmen fikoeritrin yang dominan berbanding pigmen
lain (Ahmad, 1995).
Tabel 1.1: Pigmen dalam ciri diagnosis Rhodophyta.
Divisi
|
Rhodophyta
|
Pigmen
|
Klorofil
a, d, c; fikosianin dan fikoeritrin; α dan β karoten
|
Sumber: (Ahmad 1995).
Kehadiran
alga telah dipercayai dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor fizikal dan kimia
persekitaran. Faktor-faktor tersebut terdiri daripada cahaya, suhu dan
kemasinan serta meliputi aktiviti organisma seperti ragutan haiwan lain di
habitat ataupun persekitaran yang sama. Cahaya meliputi kedua-dua aspek iaitu
intensiti dan kualiti berperanan penting untuk alga bentik. Menurut
Waaland et al. (dalam Dawes 1981), perubahan kadar fikoeritrin terhadap
klorofil dikawal oleh intensiti cahaya. Alga dari divisi Rhodophyta bergantung
kepada faktor kejernihan air yang memberi kesan kepada tahap penembusan cahaya
(Boney, 1966).
Secara umumnya, taburan alga dipengaruhi oleh
interaksi faktor-faktor fizikal, kimia, biologi dan dinamik yang bertindak
dalam memaksimumkan pertumbuhan di sesuatu habitat. Faktor-faktor fizikal
persekitaran lautan menurut Dawson (1966), melibatkan faktor cahaya seperti
tempoh, intensiti dan kualiti, faktor substrat dengan sifat-sifat fizikal
merangkumi kekerasan, kerapuhan, keporosan serta kedudukan yang berhubung rapat
dengan kesan dedahan air laut, kelarutan serta keboleh-hakisan, warna dan
komposisi kimia. Sementara, faktor-faktor kimia merangkumi saliniti, oksigen
terlarut, kesediaan karbon dioksida bebas untuk fotosintesis, nitrogen, fosforus
serta unsur-unsur metabolik, kesesuaian pH serta pencemaran semulajadi lautan
mahupun oleh aktiviti manusia.
Alga ada beberapa jenis yang kesemuanya
masuk dalam divisi. Salah satunya adalah divisi Rhodophyta. Divisi ini dari
segi klasifikasi taksonominya hanya terdiri dari satu kelas saja yaitu kelas
Rhodophyceae. Divisi Rhodophyta memiliki ciri-ciri antara lain selnya mempunyai
dinding yang terdiri dari selulose dan agar atau karagen. Rhodophyceae tidak
pernah menghasilkan sel-sel berflagela. Memiliki sejumlah pigmen klorofil yang
terdiri dari klorofil a dan d. Memiliki Fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin
dan fikosianin yang sering disebut pigmen aksesoris. terdapat karoten yaitu
pigmen-pigmen yang terdapat dalam kloroplas. Cadangan makanan berupa tepung
flaridea dan terdapat diluar kloroplas. Memiliki talus (Gupfa, 1981).
Hampir
semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler. Talus yang
multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian. Pada dasarnya talus
yang multiseluler, terutama yang tinggi tingkatannya terdiri dari
filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya sedemikian rupa hingga
membentuk talus yang pseudoparenkhimatik. Talus umumnya melekat pada substrat
dengan perantaraan alat pelekat. Pada Rhodophyta yang tinggi tingkatannya ada 2
tipe talus: monoaksial dan multiaksial. Reproduksi pada perkembangbiakan pada
divisi Rhodophyta umunya sama dengan jenis divisi lainnya dari alga (Hook,
1998)
Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif dengan
fragmentasi. Rhodopyceae membentuk bermacam-macam spora, karpospora (spora
seksual), sporta, netral, monospora. Tetraspora, bispora, dan polispora
(Sabbhitah, 1999)
Pergantian keturunan, pada yang tinggi tingkatannya
terdiri dari 2 tipe, yaitu bifasik dan trifasik. pada tipe Bifasik inti zigot
langsung mengadakan meiosis; hingga menghasilkan karposporafit haploid yang
tumbuh pada gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga membentuk
karposporangium yang intinya diploid inti karposporangium mengadakan meiosis
dan membentuk karpospora yang haploid. Karposporofit berada pada gametofit.
Pada tipe Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis, membentuk karposporangium
dengan karpospora yang diploid. Karposporofit terdapat pada gametofit,
karpospora yang diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan hidup
bebas, tetrasporangium yang terbentuk intinya membelah meiosis dan menghasilkan
4 spora yang haploid (tertraspora). Tetraspora tumbuh menjadi gametofit.
Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik (Sabbhitah, 1999).
Habitat Rhodophyta
menurut (Sulisetjono, 2009), hidup di lingkungan air tawar. Distribusi luas di
seluruh dunia, sebagian besar tumbuh pada batu-batuan karang, beberapa jenis
juga epifit pada tumbuhan air kelompok tumbuhan tinggi (Angiosperm) atau pada
Rhodophyceae yang lain.
2.3 Spesies Alga Merah
Ganggang
Merah (Gracilaria sp.) termasuk Classis Rhodophyceae karena berwarna merah
sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah-merahan.
Kromatofora berbentuk cakram atau suatu lembaran, mengandung klorofil –a dan
karetonoid, tetapi warn aitu tertutup fikoetrin. Gracilaria sp. termasuk
dalam Sub Classis Floridae, karena talus bercabang-cabang dengan beraturan dan
mempunyai beranekaragam bentuk seperti benang, lembaran-lembaran. Percabangan
menyirip atau menggarpu. Tubuhnya silindris dengan garis tengah 2-3 mm
bercabang-cabang seperti talus pada Ulva sp. tetapi lebih tebal dan mempunyai
sistokarp. Habitat dari Gracilaria sp. yaitu berada di laut (Ahmad, 2009).
Klasifikasi Gracilaria corticata (Dawson,
1966) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas :
Rhodophyceae
Ordo :
Gracilariales
Famili : Gracilariaceae
Genus :
Gracilaria
Spesies : Gracilaria corticata
Klasifikasi Cheilosporum spectabile (Dawson, 1966) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas :
Rhodophyceae
Ordo :
Cryptonemiales
Famili : Corallinaceae
Genus :
Cheilosporum
Spesies : Cheilosporum spectabile
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian
ini dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu tanggal 12-13 Oktober 2013 bertempat di
Pantai Kondang Merak Desa Sumberbering Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Kertas (1 buah)
2.
Pensil (1 buah)
3.
Penghapus (1 buah)
4.
Kamera (1 buah)
5.
Penggaris (1 buah)
6.
Plastik (20 buah)
7.
Kresek besar (3 buah)
8.
Ice box (1 buah)
9.
Toples (2 buah)
3.2.2 Bahan
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Es batu (3 balok)
2.
Formalin 4% (1 liter)
3.
Aquades (1 liter)
3.3
Cara Kerja
Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1.
Disiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan.
2.
Dibuat plot.
3. Dicari spesies
alga yang masuk ke dalam divis Rhodophyta di kawasan Pantai Kondang Merak.
4.
Diukur dengan
penggaris dan difoto dengan kamera.
5.
Diidentifikasi ciri-cirinya dan diklasifikasikan jenis
spesiesnya.
6.
Dimasukkan ke
dalam plastik dan diberi label.
7.
Disimpan di
dalam ice box yang sudah diberi es batu.
8.
Diencerkan
formalin.
9.
Dimasukkan ke
dalam toples.
10.
Dimasukkan alga
yang sudah diidentifikasi ke dalam toples yang sudah diisi formalin.
11.
Ditutup rapat
dan diberi label.
12.
Disimpan di
laboratorium ekologi.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Gracilaria corticata
4.1.1
Gambar Gracilaria corticata
Gambar
Pengamatan
|
Gambar
Literatur
|
|||
|
![]()
www.thereeftank.com
|
Keterangan
gambar :
Ø Bentuk talus :
§ berwarna merah
§ struktur halus
§ bentuk talus pipih
§ tepi bergelombang
§ holdfast seperti serabut dan berwarna putih kecoklatan
§ stipe dan blade belum bisa dibedakan
§
membentuk
percabangan dikotom
Ø Ukuran talus :
§ panjang keseluruhan 5,5 cm
§ lebar keseluruhan 6,5 cm
§ panjang blade 4 cm
§ lebar blade 0,5 cm
§ panjang percabangan 0,8 cm
§
lebar
percabangan 0,3 cm
4.1.2 Klasifikasi Gracilaria corticata
Klasifikasi
Gracilaria corticata menurut Greville (1830)
:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Gracilariales
Famili : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria corticata
4.1.3 Pembahasan Gracilaria
corticata
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada spesies Gracilaria
corticata yang ditemukan di Pantai Kondang Merak didapatkan hasil bahwa Gracilaria
corticata memiliki struktur talus halus, pipih, agak keras, dan berwarna
merah. Blade membentuk percabangan dua (dikotom). Memiliki holdfast serabut
berwarna putih kecoklatan, sedangkan stipenya sulit dibedakan dengan bladenya.
Ukuran panjang talus keseluruhan 5,5 cm dan lebar keseluruhan 6,5 cm. Panjang blade
4 cm dan lebar blade 0,5 cm. Panjang percabangan 0,8 cm dan lebar percabangan
0,3 cm. Alga ini ditemukan kira-kira 30 meter dari pinggir pantai.
Alga jenis ini termasuk divisi Rhodophyta yang mempunyai warna
merah karena mempunyai pigmen klorofil a dan d, karotenoid, dan fikoeritrin.
Alga merah (red alga) atau Rhodophyta berasal dari bahasa yunani rhodos “merah”
tidak memiliki tahapan flagellate dalam siklus hidupnya. Alga merah umumnya
berwarna kemerahan karena adanya pigmen asesoris yang disebut fikobilin
(Campbell, 2000).
Talus dari alga bervariasi mengenai bentuk tekstur dan warnanya.
Bentuk talus ada yang silindris, pipih, dan lembaran, rumpun yang berbentuk
dari berbagai sistem percabangan ada yang tampak sederhana ada pula yang berupa
percabangan yang kompleks. Warna talus bervariasi merah, ungu, coklat dan hijau
(Sulisetjono, 2009).
Studi lapangan mata kuliah
taksonomi tumbuhan rendah di pantai kondang merak, malang selatan
tentang Gracilaria corticata dapat
dikatakan sesuai dengan literature yang digunakan praktikan. Bahwa Gracilaria corticata berwarna merah tua (Rhodophyta) dan habitatnya berada
pada zona pasang surur air laut.
Meskipun
namannya seperti itu, tidak semua Rhodophyta berwarna merah. spesies yang
beradaptasi di kedalaman air yang berbeda, berbeda pula perbandingan pigmen
asesorisnya. Rhodophyta warnanya hamper hitam di laut dalam, merah cerah pada
kedalaman sedang, dan menjadi kehijauan pada air yang sangat dangkal karena
lebih sedikit pikoeritrin yang menutupi kehijauan klorofil. beberapa spesies
tidak memiliki semua pigmentasi tersebut dan berfungsi secara heterotrof
sebagai parasit pada alga merah lainnya (Campbell,2003).
Rumput
laut atau algae yang juga dikenal dengan nama seaweed merupakan bagian terbesar
dari tanaman laut. Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000
km diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat
sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya ada 55
jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomis tinggi, diantaranya Eucheuma sp.,
Gracilaria sp. dan Gelidium sp. Sejak zaman dulu rumput laut telah digunakan
manusia sebagai makanan dan obat-obatan.
4.2. Cheilosporum spectabile
4.2.1
Gambar Cheilosporum spectabile
Gambar
Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
![]() |
![]()
(www.boldsystems.org)
|
Keterangan
gambar :
Ø Bentuk talus :
§ berwarna merah pudar
§ struktur halus
§ bentuk talus pipih
§ tepi bergerigi
§ holdfast berbentuk cakram
§ stipe dan blade belum bias dibedakan
§ tidak membentuk percabangan
Ø Ukuran talus :
§
panjang
keseluruhan 5,5 cm
§
lebar
keseluruhan 5,5 cm
§ panjang blade 3 cm
§ lebar blade 2 cm
4.2.2 Klasifikasi Cheilosporum
spectabile
Klasifikasi
Gracilaria corticata menurut Greville (1830)
:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Corallinales
Famili : Corallineceae
Genus : Cheilosporum
Spesies : Cheilosporum spectabile
4.2.3 Pembahasan Cheilosporum
spectabile
Berdasarkan hasil identifikasi yang telah
kami lakukan Cheilosporum spectabile yang
ditemukan di Pantai Kondang Merak tergolong dalam divisi Rhodophyta dengan
warna merah pudar, spesies ini ditemukan di tengah pantai ketika Pantai Kondang
Merak surut. Ciri-ciri dari Cheilosporum spectabile yaitu memiliki holdfast
berbentuk cakram, talus berbentuk lembaran pipih, tipis dan tepinya bergerigi.
Stipe dan blade belum bisa dibedakan, membentuk percabangan dikotom. Hidup
bentos, menempel pada substrat batu karang dengan cakram, hidup didekat batas
ombak pasang surut.
Alga merah sangat melimpah pada perairan pantai bersuhu hangat
dilautan tropis, akan tetapi ada juga beberapa spesies yang hidup liar di air
tawar dan tanah. Fikobilin dan pigmen asesoris yang lainnya memungkinkan
beberapa spesies untuk menyerap panjang gelombang yang tersaring (biru dan
hijau). Pada air yang dalam suatu spesies alga merah baru ditemukan pada
kedalaman lebih dari 260 (Tjitrosoepomo, 2005).
Umumnya
hidup di lingkungan air laut, sebagian besar tumbuh pada batu-batuan karang,
beberapa jenis juga hidup epifit pada tumbuhan air kelompok tinggi (Angiosperm)
atau pada Rhodophyceae yang lain, Phaeophycea, Chlorophyceae
(Tjitrosoepomo,2009).
Sebagian alga merah adalah multiseluler, dan yang tersebar menjadi
bagian dari rumput laut bersama alga coklat. meskipun tidak ada alga merah yang
sebesar alga coklat raksasa (kelp). Banyak diantara talus alga merah
berfilamen, Sering kali bercabang dan terpilin dalam pola renda yang rumit.
Dasar talus ini umumnya terdiferensasi
sebagai sebuah holhfast sederhana (Ferdinand, 2002).
Beberapa alga merah digunakan sebagai bahan makanan di daerah pantai terutama dikawaan timur.
Agar-agar yang secara luas digunakan sebagian besar untuk pembiakan bakteri dan
organisme yang lain di ekstrak dari alga merah (Tjitrosoepomo, 2005).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dapat
diambil kesimpulan bahwa di pantai Kondang Merak ditemukan banyak spesies
makroalga. Diantara spesies-spesies tersebut yang tergolong dalam kelas Rhopophyta
yaitu :
1.
Gracilaria cornicata merupakan alga merah (Rhodophyta) karena
thallusnya berwarna merah, mengandung klorofil a dan d, karotinoid dan fikobilin (fikoeritrin
dan fikosianin). Bentuk thallus pipih, menempel pada substrat batu dan
mengandung zat kapur. Memiliki tinggi thallus ± 9 -17 cm, kaku, permukaannya
rata, percabangan dikotom dan bersegmen. Ukuran segmen biasanya 2-4 mm dan
halus. Kelimpahan alga ini dominan. Biasanya alga ini dipakai untuk bahan
pembuatan agar-agar.
2.
Cheilosporum spectabile merupakan alga merah (Rhodophyta) juga karena
warna dari thallusnya adalah merah. Thallusnya berbentuk pipih, dan mengandung
kapur. Melekat pada koral dan batu, biasanya juga mengapung dalam air laut.
Panjang thallus 6 cm, lembut, tegak lurus, dan mempunyai percabangan dikotom.
Kelimpahan alga ini moderat.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam
pengambilan spesies lebih diminimalisir lagi, jika herbarium di laboratorium
sudah ada mending spesies yang itu tidak usah diambil, demi menjaga kelestaian
tumbuhan laut disan juga.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Ismail. 1995. Rumpai Laut
Malaysia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa & Pustaka.
Boney, A.D.
1966. A Biology of Marine Algae. London: Anchor Press.
Dawes, C.J. 1981. Marine Botany.
USA: John Wiley & Sons, Inc.
Dawson, E.Y. 1966. Marine Botany: An Introduction. New
York: Holt, Rinehart and Winston Inc.
Gupfa, J.S. 1981. Text
Book of Algae. Oxford & IBH Publishing. Co. New Delhi.
Hayati, A dan Insan, M, 2009. Keanekaragaman
Makroalga di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang. Makalah Seminar
Nasional Biologi XX dan Konggres PBI XIV di Universitas Maulana Malik Ibrahim
Malang. 24-25/III 2009.
Hook, C. Van den. 1998. Algae An Introduction to Phycology.
Cambridge. University Press. London.
Prasetyo, L. 2009. Studi Tentang KeanekaragamanKarang Jenis
Hermatipik (Hermatypic Coral) Di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang Propinsi
Jawa Timur. Skripsi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang
Sabbithah, S. 1999. Taksonomi Tumbuhan 1 (ALGAE).
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan. Fakultas Biologi UGM.
Saptasari,
Murni. 2010. Variasi Ciri Morfologi Dan
Potensi Makroalga Jenis Caulerpa Di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang.
El Hayah. Vol.1 No.2
Sulisetjono.
2009. Bahan Serahan Alga. Malang :
UIN Press.
Langganan:
Postingan (Atom)
Candi Badut Warisan Tertua Jawa Timur
Candi Badut Warisan Tertua Jawa Timur Oleh : Muhammad Faizal Biologi 12620074 085731144277 Muhammad.faizal.200@gma...
-
LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI INVETEBRATA MOLLUSCA DAN ARTHROPODA DOSEN PENGAMPU :Kiptiyah, M.Si DISUSUN OLEH : Abishafa Yonny ...
-
Kita sudah paham bahwa tujuan puasa adalah mendapatkan derajad taqwa. Taqwa yang bagaimana? Banyak definisi taqwa yang sudah kita pahami ber...