Minggu, 02 Maret 2014

Karakter

Karakter

Suatu ketika pak kyai bilang sama santrinya bahwa kalau mencermati masyarakat bangsa kita akhir-akhir ini, maka akan didapatkan beberapa karakter dari masyarakat kita, antara lain:

- Hipokrit, senang berpura-pura, lain dimuka lain dibelakang, antara mulut dan hati seringkali berbeda, dan suka menyembunyikan apa yang dikehendaki.
- Feodal, senang banget memperhamba pihak yang lemah, senang mendapat pujian, takut dan tidak suka dikritik.
- Kurang bertanggungjawab. Senang mengkambinghitamkan orang lain apabila melakukan kesalahan atau menghadapi kegagalan.
- Suka meniru, lemah pendirian, kurang mau berfikir
- Kurang sabar dan cepat cemburu
- Kurang jujur

Kenapa timbul karakter seperti ini? Bisa jadi ini merupakan dampak model pendidikan yang digunakan. Ketika pendidikan kita hanya mementingkan formalitas, mementingkan persoalan angka-angka, mementingkan pada nilai-nilai ujian, mementingkan persoalan perangkingan, mementingkan urusan kompetisi-kompetisi atau lomba-lomba, mementingkan citra, lembaga pendidikan mengejar popularitas…., maka sebenarnya kita telah mendidik generasi berikutnya untuk hipokrit.

Ketika dalam lembaga pendidikan ada feodalisme oleh para pendidik, oleh atasan kepada bawahan…, biasanya pendidik memaksa agar siswanya menjadi terlalu manut, maka disinilah sebenarnya kita telah mendidik generasi untuk feodal.

Ketika dalam lembaga pendidikan ada praktek praktek ketidakjujuran, rekayasa laporan BOS, rekayasa dokumen akreditasi, rekayasa laporan keuangan, rekayasa dokumen kenaikan pangkat, rekayasa dokumen sertifikasi dan lain sebagainya…, maka sebenarnya kita telah mendidik generasi untuk tidak bertanggungjawab dan sebenarnya kita juga telah mendidik generasi untuk tidak jujur, dan juga mendidik untuk hipokrit.

Beberapa tahun terakhir banyak orang mulai menfokuskan pada pelaksanaan pendidikan karakter disekolah/madrasah. Tetapi apa artinya materi tentang pendidikan karakter… kalau pada kenyataannya lembaga pendidikan masih seperti yang diuraikan diatas.

Karakter tidak dapat dibangun dengan mudah dan santai, tetapi harus dilakukan secara serius dan terus menerus dan semua sistem mendukung untuk terinternalisasinya karakter positif pada diri generasi.

Sistem politik, sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem pelaporan keuangan, sistem kenaikan pangkat, sistem perekrutan pegawai, sistem birokrasi, sistem pertelevisian dan sistem-sistem lainnya harus dapat mendidik masyarakat untuk terbentuknya karakter positif tersebut.

Wallahu a’lam
(Agus Mulyono, Malang 24 Februari 2014)

Candi Badut Warisan Tertua Jawa Timur

Candi Badut Warisan Tertua Jawa Timur   Oleh : Muhammad Faizal Biologi 12620074 085731144277 Muhammad.faizal.200@gma...