Anggaran Negara Banyak Habis Untuk Keperluan Pejabat
Ketika akan ada kunjungan pejabat pada suatu daerah misalnya presiden
atau menteri atau lainnya, maka pemerintah daerah terkesan gupuh untuk
menyiapkan segala sesuatunya dengan niatan agar daerahnya terkesan baik
dan mendapatkan pujian. Jalan-jalan yang akan dilalui oleh pejabat itu
mendadak diperbaiki, lampu-lampu di pasang, umbul-umbul dibuat,
menyiapkan hotel untuk pejabat tersebut beserta para pengiringnya,
kadang juga menyiapkan uang untuk nyangoni dan seterusnya, belum lagi
kalau kemudian biaya perjalanannya minta ditanggung oleh daerah yang
akan dikunjungi dan biaya untuk menginap dihotel juga tidak sedikit.
Ketika kemudian pejabat sudah selesai mengunjungi, maka pimpinan daerah
menjadi kebingungan karena ternyata anggaran yang dihabiskan untuk
acara kunjungan tersebut sangat besar. Karena tidak mungkin ditanggung
oleh dana sendiri… maka dapat dipastikan biaya untuk kungjungan tersebut
dibebankan pada negara. Dan jika tidak ada dalam DIPAnya maka dapat
dipastikan para pejabat didaerah itu akan mensiasatinya dan akan membuat
laporan abal-abal untuk menutupi biaya kunjungan tersebut.
Begitu juga ketika pejabat didaerah semisal bupati akan berkunjung ke
kecamatan atau desa… maka daerah yang dikunjungi juga akan gupuh… untuk
menyiapkan segala sesuatunya agar daerahnya terkesan baik dan agar
kepemimpinannya dikesankan berhasil. Tetapi setelah kunjungan maka juga
akan kebingungan untuk kemudian merekayasa anggaran agar dapat
dipertanggungjawabkan segala pengeluarannya.
Dan apabila suatu
daerah yang akan dikunjungi tidak mempersiapkan dengan baik… maka dapat
dipastikan pejabat di daerah akan mendapatkan cercaan dan biasanya akan
sulit mendapatkan anggaran tambahan untuk pengembangan daerahnya.
Sehingga tidak salah ketika banyak masyarakat menganggap bahwa jika
dihitung-hitung ternyata uang negara banyak habis untuk kepentingan
pejabat. Dan kontribusinya tidak begitu nyata dalam meningkatkan
kesejahteraan bangsa.
Seorang pejabat pusat pernah mengatakan
bahwa kalau dicermati memang di semua institusi pemerintah… pengelolaan
uang negara terkesan boros dan kadangkala bersifat koruptif. Ada unsur
kesengajaan menghambur-hamburkan uang negara untuk kepentingan
memperkaya diri, untuk unjuk diri, untuk kebanggan diri dst.
Pemborosan ini lebih banyak dipicu oleh ambisi untuk keuntungan pribadi.
Beberapa modusnya antara lain, mengadakan program atau barang yang
sejatinya tidak perlu atau memanfaatkan program atau fasilitas yang
sudah ada dengan tidak sebagaiman semestinya. Ini mulai dari proses
pengadaan barang dan jasa, perjalanan dinas, hingga penggunaan fasilitas
pemerintah. Banyak barang dan jasa yang diadakan sejatinya tak penting
atau diperlukan untuk kepentingan pelayanan publik atau peningkatan
kinerja birokrasi. Dan seringkali tidak sedikit diantara barang yang
telah diadakan itu ternyata berkualitas buruk, bahkan tidak berfungsi
akibat dari proses lelang yang tidak sebagaimana mestinya.
Untuk itu perlu selalu untuk diingat, bahwa uang negara itu didalamnya
ada uang rakyat…, uang yang diperoleh dari rakyat ketika membayar pajak
(Pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan
dll) sehingga perlu selalu hati-hati untuk penggunaannya, sehingga tidak
habis untuk para pejabat… tetapi untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian serta keberdayaan bangsa.
23_19 feb 2014
gus_mul mulai lagi...
Langganan:
Postingan (Atom)
Candi Badut Warisan Tertua Jawa Timur
Candi Badut Warisan Tertua Jawa Timur Oleh : Muhammad Faizal Biologi 12620074 085731144277 Muhammad.faizal.200@gma...
-
LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI INVETEBRATA MOLLUSCA DAN ARTHROPODA DOSEN PENGAMPU :Kiptiyah, M.Si DISUSUN OLEH : Abishafa Yonny ...
-
Kita sudah paham bahwa tujuan puasa adalah mendapatkan derajad taqwa. Taqwa yang bagaimana? Banyak definisi taqwa yang sudah kita pahami ber...