Minggu, 23 Februari 2014

merenung...fakta

Anggaran Negara Banyak Habis Untuk Keperluan Pejabat

Ketika akan ada kunjungan pejabat pada suatu daerah misalnya presiden atau menteri atau lainnya, maka pemerintah daerah terkesan gupuh untuk menyiapkan segala sesuatunya dengan niatan agar daerahnya terkesan baik dan mendapatkan pujian. Jalan-jalan yang akan dilalui oleh pejabat itu mendadak diperbaiki, lampu-lampu di pasang, umbul-umbul dibuat, menyiapkan hotel untuk pejabat tersebut beserta para pengiringnya, kadang juga menyiapkan uang untuk nyangoni dan seterusnya, belum lagi kalau kemudian biaya perjalanannya minta ditanggung oleh daerah yang akan dikunjungi dan biaya untuk menginap dihotel juga tidak sedikit.

Ketika kemudian pejabat sudah selesai mengunjungi, maka pimpinan daerah menjadi kebingungan karena ternyata anggaran yang dihabiskan untuk acara kunjungan tersebut sangat besar. Karena tidak mungkin ditanggung oleh dana sendiri… maka dapat dipastikan biaya untuk kungjungan tersebut dibebankan pada negara. Dan jika tidak ada dalam DIPAnya maka dapat dipastikan para pejabat didaerah itu akan mensiasatinya dan akan membuat laporan abal-abal untuk menutupi biaya kunjungan tersebut.

Begitu juga ketika pejabat didaerah semisal bupati akan berkunjung ke kecamatan atau desa… maka daerah yang dikunjungi juga akan gupuh… untuk menyiapkan segala sesuatunya agar daerahnya terkesan baik dan agar kepemimpinannya dikesankan berhasil. Tetapi setelah kunjungan maka juga akan kebingungan untuk kemudian merekayasa anggaran agar dapat dipertanggungjawabkan segala pengeluarannya.

Dan apabila suatu daerah yang akan dikunjungi tidak mempersiapkan dengan baik… maka dapat dipastikan pejabat di daerah akan mendapatkan cercaan dan biasanya akan sulit mendapatkan anggaran tambahan untuk pengembangan daerahnya.

Sehingga tidak salah ketika banyak masyarakat menganggap bahwa jika dihitung-hitung ternyata uang negara banyak habis untuk kepentingan pejabat. Dan kontribusinya tidak begitu nyata dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa.

Seorang pejabat pusat pernah mengatakan bahwa kalau dicermati memang di semua institusi pemerintah… pengelolaan uang negara terkesan boros dan kadangkala bersifat koruptif. Ada unsur kesengajaan menghambur-hamburkan uang negara untuk kepentingan memperkaya diri, untuk unjuk diri, untuk kebanggan diri dst.

Pemborosan ini lebih banyak dipicu oleh ambisi untuk keuntungan pribadi.
Beberapa modusnya antara lain, mengadakan program atau barang yang sejatinya tidak perlu atau memanfaatkan program atau fasilitas yang sudah ada dengan tidak sebagaiman semestinya. Ini mulai dari proses pengadaan barang dan jasa, perjalanan dinas, hingga penggunaan fasilitas pemerintah. Banyak barang dan jasa yang diadakan sejatinya tak penting atau diperlukan untuk kepentingan pelayanan publik atau peningkatan kinerja birokrasi. Dan seringkali tidak sedikit diantara barang yang telah diadakan itu ternyata berkualitas buruk, bahkan tidak berfungsi akibat dari proses lelang yang tidak sebagaimana mestinya.

Untuk itu perlu selalu untuk diingat, bahwa uang negara itu didalamnya ada uang rakyat…, uang yang diperoleh dari rakyat ketika membayar pajak (Pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan dll) sehingga perlu selalu hati-hati untuk penggunaannya, sehingga tidak habis untuk para pejabat… tetapi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian serta keberdayaan bangsa.



23_19 feb 2014
gus_mul mulai lagi...

Candi Badut Warisan Tertua Jawa Timur

Candi Badut Warisan Tertua Jawa Timur   Oleh : Muhammad Faizal Biologi 12620074 085731144277 Muhammad.faizal.200@gma...